Senja I
Sebulir
embun akan merasakan takut jika nanti aku keluar dengan seribu cahaya yang
menusuk tajam seperti belati. Embun yang memiliki seribu kesegaran akan
terbunuh dengan sinar yang muncul, embun sadar usianya tidak lama. Kedatanganku
ditakuti embun yang lembut, tetapi sangat di tunggu oleh makhluk yang bernama
manusia. Saat aku muncul rasa hangat yang begitu menggoda alam. Dengan aku
datang, butiran embun akan menjadi pelangi yang sangat indah, ia menjadi
perhiasan dunia. perhiasan yang takkan lama dalam sebuah dingin yang mengoyak
jantung dari segala makhluk hidup. Seribu cahaya yang aku seret pada dunia yang
fana ini, agar gelap pergi dari dunia. kedatangan yang membuat makhluk terjaga
dari semua rasa takutnya akan gelap. Setelah embun terbunuh oleh cahaya makhluk
mulai merasakan cahaya yang mulai hangat. Aku bukan lenyetra kecil yang lelah
memberi kehangatan. Aku tak akan merasa lelah untuk menyinari makhluk dengan
seribu cahaya yang ada dalam diriku.
Ditengah
perjalananku, rasa hangat yang aku berikan akan berubah menjadi panas. Rasa
panas yang akan menusuk jutaan kulit seperti seribu jarum yang dilemparkan
kepada jantung. Hanya angin yang mampu mendorong rasa panas yang aku tumpahkan
kepada dunia. dengan perlahan angin akan mendorong panasku ke tempat yang
dingin sehingga menghilang seperti embun di pagi hari yang lenyap oleh
hangatku. Pergerakan dunia yang perlahan tidak bisa dirasakan oleh makhluk yang
berada didalamnya telah membuatku berubah. Aku yang panas dan menyilaukan
berubah menjadi makhluk yang sangat ingin dilihat oleh setiap makhluk yang ada
di dunia. mereka yang bersembunyi saat panasku menyebar di permukaan bumi
sekarang mulai bermunculan saat aku memperlihatkan warnaku diujung senja yang
mulai membunuhku, warna jingga yang muncul pada saat ujung senja membuat
makhluk yang paling sempurna mau menatapku dengan penuh rasa bangga dan kagum
akan diriku. Aku hanyalah ciptaan-Nya, senja yang mulai menyeretku pada gelap
tanpa bisa aky lari.
Gelap yang
terus menyelimuti membuat cahaya dan ras hangatku hilang. Gelap memang
menghilangkanku. Tapi senja yang pernah aku tanam pada mata makhluk yang paling
sempurna tidak akan bisa di lupakan olehnya. Senja yang menawarkan keanggunan
yang hakiki takkan bisa dihilangkan dalam ingatan, senja itu akan abadi sampai
kapanpun. Aku yang sudah diselimuti gelap hanya bisa memandang dengan rasa
sedih, aku tak bisa apa-apa sampi waktunya lagi aku akan dibangkitkan dan
memberikan cahaya yang hangat. Biarkan waktu yang akan membuatku muncul
kembali.
-Miftahudin-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar